Sunday 19 February 2017

SENYUM


SENYUM
Senyum Itu Indah
Senyum Itu Menyenangkan
Senyum Itu Menentramkan
Senyum Itu Menggembirakan
Senyum Itu Menceriakan
Senyum Itu Ikhlas
Senyum Itu Ibadah
Senyum Itu Sunnah

MAKA DARI ITU TERSENYUMLAH :)
😊😊😊

Masuk Islam Gara-Gara Dikejar Anjing

Masuk Islam Gara-Gara Dikejar Anjing




Akhirnya Masuk Islam Segala puji hanyalah bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tuhan yang Mahakuasa atas segala sesuatu, yang mengatur pergantian siang dan malam. Tuhan yang melihat hamba-hamba yang tengah sujud di kegelapan malam, Tuhan yang mendengarkan doa-doa hamba-Nya.

Tuhan yang ketika disebutkan nama-Nya bergetarlah hati hamba-hamba-Nya yang beriman, dan ketika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambah kokohlah iman mereka.
Tuhan yang Agung yang penuh belas kasih. Tuhan yang kepadanya semua makhluk akan kembali dan dikumpulkan.

Ia memberikan hidayah kepada manusia dengan cara-Nya. Kadang cara itu tidak terduga. Maha suci Allah…

Beberapa orang pemuda tengah berkumpul di rumah Allah, di sebuah mesjid, di kota Paris. Sebagian mereka adalah orang-orang yang baru memeluk Islam. Sebagian lain adalah muslim sejak kecil.
Setiap hari usai shalat subuh berjamaah setiap orang secara bergantian membaca kitab Riyadus Solihin yang disusun oleh Imam Nawawi.

Setelah hadits-hadits itu dibaca, mereka menghafalkannya dan menancapkan niat dalam hati untuk mengamalkan dan menyampaikan pada orang lain, sebagaimana pesan Rasulullah, “Ballighuu `anniy walau aayah”, sampaikanlah tentangku walau satu ayat yang kalian tahu!

Beberapa orang ulama menjelaskan hadits ini, ballighuu: sampaikanlah, adalah sebuah perintah dari Rasul yang harus diikuti, `anniiy, tentangku, adalah suatu kemuliaan menyampaikan risalah Rasul, walau aayah: adalah takhfif, sebuah keringanan. Di mana setiap muslim memiliki kesempatan untuk menjadi seorang muballigh, da`i ke jalan Allah SWT, mengajak manusia kepada ketaatan, menyampaikan apa yang ia ketahui tentang al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah.

Setelah membaca dan mendengarkan hadits-hadits dengan penuh cinta, ta`zhim dan tasdiq (membenarkan apa yang didengar), mereka bermusyawarah. Seseorang dari mereka ditunjuk untuk memimpin musyawarah.
“Saudara-saudaraku, tak henti-hentinya kita memanjatkan syukur kepada Allah `Azza wa Jalla, pada hari ini kita telah kembali dihidupkan. Allah memberi kita kesempatan untuk beribadah pada-Nya, bertobat atas dosa-dosa kita, menambah bekal untuk akhirat. Mari kita isi hari ini dengan memperbanyak istighfar, memperharui tobat dan beramal soleh.”

“Saudaraku, kita juga harus bersyukur Allah memberi kita kesehatan dan kelapangan untuk shalat subuh di rumah Allah swt ini. Sebuah hadits dari Ustman bin Affan radhiyallahu `anhu berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat Isya berjamaah, maka seolah-olah ia telah mendirikan setengah malam, dan barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, maka seolah-olah ia telah mendirikan (shalat) seluruh malam”, hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.”

“Dalam hadits lain disebutkan, dari Abi Zuhair Umarah bin Ruaibah radhiyallahu `anhu berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelam matahari, yaitu shalat subuh dan ashar. Hadits ini juga diriwayatkan Imam muslim.”

“Saudaraku, mari kita isi hari ini dengan ketaatan. Kita manfaatkan setiap detik yang kita lewati, jangan sampai kita lalai, terpedaya oleh tipu daya setan dan hawa nafsu. Saudaraku, usai musyawarah ini hendaknya kita tetap duduk di mesjid untuk berzikir pada Allah.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian duduk berzikir sampai terbitnya matahari, lalu shalat dua rakaat, maka baginya pahala, seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.”

Dan terakhir, ada empat perkara yang jika berkumpul dalam diri seorang muslim dalam satu hari, maka ia akan masuk sorga, sebagaimana yang disebutkan Rasul, empat perkara itu adalah: Puasa sunat, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, dan memberi makan orang miskin….

Mereka saling berbagi informasi tentang kegiatan silaturahmi pada hari sebelumnya. Siapa yang telah dikunjungi, bagaimana keadaannya, tinggal dimana, dan seterusnya. Mereka selalu bersemangat demi tersebarnya dakwah ke seluruh penjuru kota Paris dan ke seluruh bumi Allah, agar tidak ada satupun manusia yang meninggal kecuali telah beriman pada Allah subhanahu wa ta`ala.

Di tengah musyawarah mereka dikejutkan dengan masuknya seorang pemuda yang sedang ketakutan ke dalam mesjid, nafasnya tidak teratur, dari wajahnya terlihat bekas ketakutan itu. Ia habis berlari.

Pemuda itu menuju tempat mereka berkumpul. Salah seorang dari mereka dengan penuh lembut dan senyum menyapa pemuda tersebut. “Kenapa Anda terlihat sangat ketakutan, apa yang terjadi?” Pemuda itu masih berusaha mengatur nafasnya, setelah agak tenang, pemuda itu mulai berbicara.

“Tadi, sewaktu saya keluar rumah, di jalan besar tiba-tiba seekor anjing menggonggong kepada saya, saya ketakutan, saya lari, dan anjing itu mengejar saya. Kemanapun saya lari saya dikejarnya, lari balik ke rumah, tidak mungkin, karena jalan pulang ke rumah di belakang anjing itu, saya terus mencari tempat perlindungan. Di ujung jalan saya melihat ada rumah yang terbuka pintunya, di belakang saya anjing terus mengejar, dan akhirnya saya masuk ke sini. Tapi yang membuat saya heran, kenapa anjingnya tidak masuk mengikuti saya, sedangkan tadi kemana arah saya lari dia terus mengejar saya… ini rumah siapa dan tempat apa?”, tanya pemuda itu. “Ini rumah Allah, tempat kaum muslimin beribadah”, salah seorang dari mereka menjawab.

Pemuda itu masih heran. “Maksud Anda?” “Rumah Allah tidak dimasuki anjing, dia makhluk yang najis, sedangkan rumah ini suci, dinaungi oleh malaikat, dan siapa yang masuk ke rumah ini ia akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian” Pemuda itu tercengang-cengang. “Owh.. begitu” katanya masih diliputi rasa penasaran yang tinggi.

Kemudian mereka menjelaskan tentang islam padanya. Hati pemuda itu tersentuh dengan penjelasan-penjelasan yang mereka berikan. Tentang keagungan rumah Allah, tentang islam, tentang indahnya persaudaraan dalam islam, tentang hakikat hidup dan dunia, tentang kematian dan tentang akhirat.
Mereka melihat air matanya menetes, ia terharu, hatinya seolah merasakan tetesan embun hidayah yang menyejukkan.., kemudian mereka mengajaknya memeluk Islam dan pada saat itu juga pemuda tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat… Subhanallah..

Salah seorang dari mereka berucap syukur dalam hati. Pemuda tersebut kerap ia lihat setiap kali ia menuju mesjid, tapi ia tidak kenal namanya. Pemuda yang tak henti ia doakan tiap malam dalam tahajudnya tersebut dengan tetes air mata, kini telah masuk ke pangkuan Islam. Ia pun terharu, memuji Allah, bertasbih, bertahmid dan bersyukur pada-Nya. Tanpa terasa pipinya basah..

“Alhamdulillah, segala puji bagi-Mu ya Rabb, Engkau telah mengabullkan doa hamba-Mu yang lemah ini yang hamba panjatkan sejak 4 bulan yang lalu,” ucapnya dalam hati.

Salah seorang dari mereka bertanya kepada temannya yang meneteskan air mata tersebut, “Kenapa menangis akhi?, tanyanya. “Saya begitu terharu akhi, Allah telah menggerakkan satu dari makhluknya dan menjadikan sebab masuk Islamnya saudara kita ini, subhanallah..”

Setelah pagi itu, mereka kian bersemangat merintis dakwah, mengajak manusia ke jalan Allah. Tahun demi tahun dilalui, mereka tidak pernah berkeluh kesah, tidak pernah lelah, bahkan semakin gagah dan teguh. Mereka terus berusaha, bergerak dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mengajak manusia ke jalan Allah.

Dan berkat kesungguhan dan doa-doa panjang yang mereka panjatkan di tengah hening dan pekatnya malam, telah banyak orang-orang yang memeluk Islam dan telah banyak kaum muslimin yang sadar akan dirinya dan kembali ke jalan Allah, subhanallah..

Dan pemuda mualaf itu telah menjadi seorang yang gigih menyebarkan risalah islam ke seantero penjuru kota Paris. Ia tak kenal lelah, tak kenal siang dan malam. Dakwah telah menjadi tujuan hidupnya, ia tak kenal henti menangis di sepanjang malam, memohon pada Allah agar hidayah islam masuk ke dalam hati setiap manusia yang belum beriman.

Walau ia dicerca, dimaki ia tak surut, langkahnya telah kokoh sekokoh batu karang di tengah ganasnya ombak, niatnya telah teguh, hatinya telah mantap dan azamnya telah kuat. Tidak akan berhenti sampai ajal menjemput. Ia telah mencintai Islam dengan segenap raga dan jiwanya, cinta yang agung, cinta yang mulia dan cinta yang membawa kepada kenikmatan abadi di sorga kelak.

Tausiyah (Kesombongan)


KESOMBONGAN...

Seorang lelaki kaya nan sombong berjalan di keramaian pasar ... 
Seorang wanita paruh baya penjual minyak samin , dengan kendi di atas kepala sambil membawa ember ditangan kanan... melintas di hadapannya

Lelaki itu bertanya : 
"Wahai wanita ... dagangan apa yang engkau bawa?"... 
Yang ditanya menjawab : 
"Minyak samin tuan" ... 
"Coba aku pingin lihat" lelaki itu berkata dengan nada suara datar.

Dengan susah payah wanita paruh baya itu menaruh ember yang ia bawa lalu berusaha menurunkan kendi dan;
"TES... TES..." gemetar tangan si wanita membuat kendi berguncang & sedikit minyak samin tumpah, menetes mengenai baju lelaki itu... 

Seketika amarah lelaki itu meledak. tanpa belas kasihan ia menghardik wanita malang penjual minyak samin : 
"Aku tidak terima... kau harus membayar bajuku yang engkau kotori ini .!" 
"Maaf tuan ... saya tidak sengaja ... maafkanlah saya.?" 
Memelas wanita itu bersimpuh menghiba .. 
"Enak saja ... tidak bisa ... ayo bayar bajuku ini" & bertambah tinggi suara amarah lelaki itu ... 

Tak berdaya ... dengan suara lirih wanita malang itu memberanikan diri bertanya : 
"Memangnya berapa harga baju tuan ini.?" ... 
"Baju ini harganya 1000 dinar .. ayo bayar.!" ... 
Kaget sekali wanita itu .. ia menghiba : "dari mana uang sebanyak itu tuan ... saya ini wanita miskin.?" ...

Emosi dan kesombongan lelaki itu memuncak : "Aaah ... saya tidak mau tau itu .. baju yang kau kotori ini harus kau bayar.!"

Pemandangan menyedihkan ini menyebabkan terhentinya langkah seorang lelaki muda. 
Ia lalu berdiri disisi wanita malang itu sambil berkata : 
"Ini uang 1000 dinar ... biar baju tuan yang mulia ini saya bayar" 
Ia mengeluarkan kantung uang dari saku bajunya dan memberikan-nya pada lelaki jumawa yang lalu menerima dan menghitung uang 1000 dinar dengan mata berbinar ... 

Wanita itu berterimakasih berkali2 pada lelaki muda dewa penolongnya itu ..

Merasa uang yang ia inginkan sudah diperoleh laki2 sombong itu hendak melangkah pergi ... 
"Eeh nanti dulu..?" hardik lelaki muda itu .. 
"Ada apa lagi ?" balasnya ketus ... 
Dengan tenang lelaki muda itu berkata : 
"Kan sudah saya bayar bajumu itu .. sini ... berikan baju itu padaku ... itu baju milik-ku " 
Terbelalak mata lelaki sombong itu berkata : 
"lha jadi saya harus berjalan di pasar ini telanjang bulat..?"

Ketus lelaki muda menjawab : 
"Itu bukan urusan saya! bawa sini saya sudah bayar 1000 dinar... itu baju milik saya sekarang.! "
Orang2 yang sedari tadi berkerumun dan geram dengan kelakuan si lelaki sombong rame2 berteriak : "Ayo buka bajunya..!" & "serahkan bajunya ... itu bukan milikmu lagi.!"

Merasa terpojok dengan suara memelas si sombong menunduk-kan kepala berkata pada lelaki muda : "Ini ... ambil kembali uangmu ini ... aku tidak jadi menjual bajuku ini."

Laki2 muda berkata : 
"Siapa bilang saya mau menjual baju itu.? 
Saya tidak ingin menjualnya! 
Sini...! serahkan bajuku.!" 

Pucat pasi wajah si lelaki sombong ... ia menghiba : " Tolonglah ... jual kembali baju ini padaku " ... 
Setelah memohon berkali2 akhirnya laki2 muda itu berkata : 
"Baiklah ... tapi karena baju itu milikku ... aku tidak akan menjualnya kecuali dengan harga 2000 dinar " ...
 Pahit dirasa ludah yang terpaksa ditelan laki2 sombong itu demi mendengar omongan ini ... Dengan wajah yang tetap menunduk ia lalu merogoh koceknya 2000 dinar ... menyerahkannya pada lelaki muda ... dan secepatnya berlalu pergi diiringi riuh rendah suara sorakan orang2 di pasar itu ... 

Laki2 muda itu lalu mengulurkan uang 2000 dinar itu pada wanita penjual minyak samin yang sedari tadi masih terduduk bersimpuh di dekatnya ... " ibu ... ini hadiah dariku untukmu " ....

Saudaraku ... ingatlah selalu ... 
Siapa yang merendah, ALLAH akan meninggikan-nya ...
Siapa yang sombong ... ALLAH akan merendah-kan-nya ...
Di dunia ini ... dan juga di akhirat nanti .... 
nafa'ani wa iyyakum ...
Semoga Allah menghilangkan kesombongan kita
Aamiiin ya robbal Aalamiin.

Dalam satu hadis Qudsi Allah berfirman:
Keagungan adalah pakaianku.
Kesombongan adalah selendangku.
Barang siapa yang mencabutnya dariku
Maka Aku akan mengazabnya.
(Hadis Qudsi Riwayat Abu Daud Ibnu Maja)

Tuesday 7 February 2017

6 Cara Bijak Memuji Anak


“Anak kalau sering dipuji jadi sombong lho…”
“Nanti dia jadi malas dan seenaknya..”
Beberapa kata-kata diatas sering kita dengar dari orang-orang sekitar tatkala kita memuji anak kita, agar berhati-hati dalam memuji si anak.
Memang benar, jika pujian dilontarkan dengan cara yang kurang bijak, dapat menghasilkan perilaku yang tidak kita inginkan pada anak, dan akibatnya bisa fatal.
Lho kok bisa ???
Cara yang kurang tepat dalam memberikan pujian dapat membuat anak cenderung menjadi malas dan haus pujian. Bahkan dapat membuat anak selalu memiliki motivasi tersembunyi dalam melakukan banyak hal hanya demi menerima pujian. Saat mereka tidak mendapat pujian yang mereka harapkan, mereka pun dapat marah, frustasi, dan kecewa.
Jika pola seperti ini terus terjadi dalam diri anak, akan berpengaruh buruk dalam jangka panjang bagi si anak sendiri. Ia tidak akan bebas dan merdeka dalam menjalani hidup, dan haus pengakuan akan orang sekitarnya.
Nah, walaupun niat anda baik memuji anak, agar memunculkan hasil yang positif, ini dia 6 prinsip bijak yang perlu anda ketahui dalam memuji anak :
1. Pujilah Proses, bukan Hasil.
Dalam memuji anak, pujilah proses yang dilalui oleh anak dan tidak semata-mata terfokus pada hasilnya saja. Pujilah usaha dan upaya mereka dalam mendapatkan hasil tersebut.
Contoh : Saat mendapat nilai 100 dalam ujian Bahasa Inggris,
hindari memuji anak dengan : “Hebat nilai kamu 100, ini baru anak mama/papa, pintar kamu nak…”
namun pujilah dengan : “Hebat anak ayah/bunda, ini karena kemarin kamu sudah belajar dengan baik..”
2. Berikan pujian yang Tulus, bukan dibuat-buat.
Berikan pujian dengan sewajarnyatulus dari hati dan tidak hanya sekedar ingin menyenangkan hati anak.
Misalnya : “Terima kasih ya nak, sudah membantu ibu membuka pintu.”
Hindari pujian “lebay”/dibuat-buat : “Aduh…. anak mama yang paling baik sedunia sudah bukain pintu untuk mama…”
3. Berikan pujian yang spesifik, bukan hanya basa-basi.
Meskipun masih kecil, anak-anak dapat membedakan manakah pujian yang hanya basa-basi saja.
Berikan pujian yang spesifik, jelas dan detil. Misalkan : “Gambarmu bagus, mama suka sekali warna oranye mataharinya.”
4. Berikan pujian secara spontan dan memotivasi.
Memiliki kebiasaan memuji anak sesungguhnya adalah hal yang baik, berikan pujian dengan spontan dan sewajarnya ketika anak memunculkan karakter yang baik.
Misalnya : “Wah rajin anak papa, jam segini sudah selesai semua PR nya.”
Berfokuslah untuk memotivasi anak, dan berfokus pada keuntungan(benefit) yang diperoleh si anak.
Misalnya : “Nah kalau kamu selalu menyelesaikan PR mu, kamu akan siap biarpun nanti ada ulangan mendadak…”
5. Tidak ada pesan tersembunyi, untuk menyindir atau membandingkan dengan orang lain.
Seringkali orangtua menyindir salah satu anaknya dengan cara memuji anak yang lain. Sebisa mungkin hindari hal ini, karena menimbulkan banyak efek negatif pada jiwa si anak.
Misalnya : “Kakak hebat ya juara kelas terus, adik juga harus belajar kaya kakak supaya juara kelas, kan nanti bunda bangga sama kalian berdua…”
6. Tidak memanipulasi.
Jangan gunakan pujian untuk memanipulasi anak.
Misalnya : “Aduh anak papa cantik sekali…, ambilkan handphone papa donk di sofa..”
Kesimpulan.
Pujian yang tulus, memotivasi, dan membangun akan membuat anak  tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri namun tetap rendah hati dan tekun berusaha.
Semoga bermanfaat.

Wednesday 25 January 2017

Kisah Rasulullah SAW Berdialog Dengan Gunung

Bagi Manusia biasa gunung adalah dataran tinggi ciptaan Allah SWT yang tidak mungkin bisa berbicara seperti halnya manusia. Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang mampu melakukan percakapan dengan gunung.

     Suatu hari Rosulullah ingin berkeliling antara Mekah dan Madinah. Biasanya Rosulullah selalu mengajak sahabatnya untuk menemaninya berkeliling. Pada saat itu Rosulullah mengajak sahabat yang bernama Uqa'il bin Abi Thalib untuk menempuh perjalanan dari Mekah ke Madinah. Selama perjalan Uqa'il menemukan kebaikan dari Rosulullah, mulai dari sikap, tutur kata, hingga munculnya mukjizat Rosulullah. 
     Salah satunya saat Rosulullah menemukan seorang wanita tua yang lemas di pinggir jalanan, Rosulullah segera menolongnya dengan memberikan perbekalannya kepada wanita tua tersebut tanpa memikirkan perbekalan berikutnya. Padahal perjalanan masih panjang.
     Meskipun tanpa bekal Rosulullah SAW dab Uqa'il tetap meneruskan perjalanan. Setelah melewati gurun panas dan kering, Rasulullah dan Uqa'il menjadi lemah karena lapar dan haus. Karena rasa haus yang begitu hebat, Rosulullah menyuruh Uqa'il untuk mencari air dan buah-buahan. 
     Namun karena gunung itu merupakan gunung yang berbatu Uqa'il tidak bisa menemukan sumber mata air. Hanya beberapa buah saha yang dia temukan. Namun buah itu tidak cukup untuk mengusir dahaga dan lapar. 
     Lalu Rosulullah SAW menyuruh Uqa'il mendaki gunung dan menyampaikan salam kepada gunung. "Katakan, jika padamu ada air, berilah aku minun!". Tutur Rosulullah. 
Mendengar perintah Rosulullah yang tidak masuk akal, membuat Uqa'il kebingungan dan tidak mengerti. Namun, uqa'il tetap pergi melaksanakan perintah itu meskipun dalam hatinya ada tanda tanya besar.  Ditengah pendakian Uqa'il didatangi oleh malaikat Jibril, " Uqa'il pergilah mendaki gunung, patuhilah perintah beliau," perintah malaikat Jibril yang langsung menghilang.
     Uqa'il akhirnya sampai pada puncak gunung, lalu menyampaikan salam Rasulullah kepada gunung perihal air. Setelah itu Uqa'il pun kembali menuju Rasulullah. 
     Betapa Uqa'il sangat terkejut mendapati Rasulullah sedang berbicara dengab gunung. "Wahai tauladanku muhammad, maafkan aku dikarenakan menghambat perjalanan engkau, dengan tidak menyediakan air ketika engkau datang. Aku takut engkau tidak memaafkan aku, jika itu terjadi pasti aku akan merasakan panasnya api neraka", ungkap gunung itu. 
     Mendengar suara yang berasal dari gunung, membuat Uqa'il semakin bingung dan takjub kepada Rasulullah, dikarenakan gunung salah satu ciptaan Allah yang tidak bernyawa dan dengan jelas didengarnya gunung itu berbicara.
     "Aku akan memaafkan kamu, tapi bolehkah aku meminta sedikit air padamu untuk membasahi tenggorokanku," tutur beliau. 
     "Dakilah gunung ini hingga sampau pada puncaknya, setelah sampai berjalanlah berbelok menuju tempat yang dipenuhi dengan bebatuan besar yang melingkar, ditengahnya terdapat mata air dan buah-buahan untuk bekal engkau wahai Rasulullah," jelas gunung kepada Rasulullah.
     Uqa'il beserta Rasulullah SAW akhirnya mendaki kembali, dan merka berjalan sesuai perintah gunung. Sesampainya di tempat yang dijelaskan oleh gunung, Uqa'il sangat terkejut, karena ketika ia mengelilingi gunung itu Uqa'il tidak mendapati tempat seindah itu dimana terdapar sumber mata air yang sangat jernih dan banyaknya pohon yang memiliki buah-buahan yang sangat segar dan nikmat. 

Keutamaan Istighfar (Kisah Imam Ahmad bin Hanbal)

Kisah Istighfar Penjual Roti

Kalimat istighfar punya banyak keutamaan. Salah satunya akan membuat doa-doa yang di panjatkatkan kepada Allah SWT selalu di kabul. Seperti kisah istighfar seorang penjual roti berikut ini. 

   Imam Ahmad bin Hanbal Ra ternyata pernah ditolak menginap di sebuah masjid. Kisahnya, pada suatu hari, ketika sedang berpergian, Imam Ahmad ingin menginap di sebuah masjid, dimana beliau berniat untuk menghabiskan malamnya disana. 
   Namun tampaknya penjaga masjid tidak mengenali siapa beliau ini sehingga ketika beliau meminta izin untuk berada di dalam masjid hingga datangnya waktu shubuh, sang penjaga masjid menolaknya. Meskipun Imam Ahmad bin Hanbal sudah berulang kali membujuk sang penjaga masjid untuk diizinkan bermalam disana, namun keputusan dari penjaga masjid agaknya tidak dapat di ganggu gugat. Akhirnya Imam Ahmad keluar dari area masjid dan beliau terpaksa mencari tempat bermalam di lain tempat. 

Selalu Dikabulkan

   Ketika beliau keluar area masjid, kebetulan lewatlah seorang tukang penjual roti keliling yang menjual kejadian itu. Tukang roti itu sepertinya tertarik untuk mengetahui apa yang sedang terjadi kepada Imam Ahmad sampai diusir oleh penjaga masjid. Ketika Imam Ahmad menceritakan yang dialaminya kepada tukang roti, si tukang roti akhirnya iba dan dengan kebaikan hatinya ia menawarkan Imam Ahmad Untuk menginap di rumah tukang roti, Imam Ahmad lantas menerima tawaran tersebut. 
   Di rumah pembuat roti, Imam Ahmad di jamu dengan baik layaknya seorang tamu. Entah karena ingin menyembunyikan identitas atau karena tidak ditanya oleh tuan rumah, imam Ahmad tidak mengenalkan dirinya bahwa dirinya adalah ulama besar yang tersohor. 
   Lalu setelah beberapa saat bercengkrama si pembuat roti mempersilahkan Imam Ahmad untuk beristirahat. Sementara ia sendiri menyiapkan adonan roti untuk dijual esok hari. Lalu ada yang menarik perhatian Imam Ahmad dari si pembuat roti ini. Si pembuat roti bekerja sambil melantunkan istighfar. Ia terus beristighfar sampai pekerjaannya selesai. Hal ini didengar oleh Imam Ahmad sehingga membuat beliau terkesan. 
   Keesokan harinya Imam Ahmad yang penasaran kemudian bertanya kepada si pembuat roti, "semalam terdengar olehku lantunan istighfar yang terus menerus engkau baca ketika sedang membuat roti. Katakanlah kepadaku wahai tuan, apakah engkau mendapatkan sesuatu dari istighfar yang engkau baca?"

Baca juga :

Keutamaan Istighfar-kisah Imam Ahmad
Pentingnya Mengatur waktu
Kisah Rasulullah SAW Berdialog dengan Gunung
Doa Menurunkan Hujan (Sayyidina Abbas Abdil Mutthalib)

Kehendak Allah

   Si pembuat roti lalu menjawab, "ya begitulah adanya..sungguh saya benar-benar telah mendapatkan faidah dari keutamaan melazimkan istighfar. Demi Allah, sejak saya melazimkan istighfar, saya tidak memohon sesuatu kepada Allah kecuali pasti dikabulkan. Doa saya selalu diijabah oleh allah. Hanya ada satu doa yang belum dikabulkan sampai saat ini."
   Imam Ahmad bertanya, "apakah itu?"
   Si pembuat roti berkata, "Aku ingin dapat bertemu dengan ulama paling tersohor saat ini yaitu Imam Ahmad bin Hanbal!"
   Mendengar hal tersebut, Imam Ahmad tersenyum. Tampaknya beliau sudah mengerti hikmah diusirnya beliau dari masjid kemarin malam. Allah SWT mengabulkan doa si pembuat roti dengan perantara peristiwa semalam sampai pada akhirnya beliau bertemu dengan si penjual roti.
   Kemudian Imam Ahmad berkata, "wahai tuan, saya lah Imam Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, Allah-lah yang mengaturku sehingga bisa bertemu denganmu. 
   Subhanallah. Begitu istimewanya istighfar ini sehingga Allah berkenan untuk mengabulkan setiap permohonan dari hambanya. 

Sumber : tabloid kisah hikmah

Tuesday 17 January 2017

Inspirasi dari Seorang Pemandu di Everest


Siapa orang yang pertama berhasil menjejakkan kaki di puncak Everest? Dunia mencatat nama Sir Edmun Hillary, pendaki dari Selandia Baru yang akhirnya mencapai puncak di ketinggian 8.824 meter (titik tertinggi di bumi).

Sesungguhnya di balik kisah suksesnya, ada seorang yang bernama Tenzing Norgay. Siapa dia? Tenzing Norgay adalah seorang penduduk asli Nepal yang bekerja sebagai pemandu (sherpa) bagi para pendaki. 
 time.com


Tenzing dan Sir Edmun Hillary akhirnya mencapai puncak Everest  pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30.  Peristiwa itu kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti keberhasilan mencapai puncak Everest. Karena pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi telah berusaha menaklukkan Everest, namun mengalami kegagalan, beberapa diantaranya dipandu oleh Tenzing.

Keberhasilan Sir Edmund Hillary tentunya sangat fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi seorang inspirator bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia.

Seperti disebut di awal, Tenzing sebagai pemandu pasti berjalan di depan, jadi seharusnya ia yang dicatat sebagai orang pertama menaklukan puncak Everest, dan bukan Sir Edmun Hillary yang sangat populer itu.

Nah, saat itu setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay.
Tenzing Norgay / the-south-asian.com


Berikut sebagian cuplikan wawancara reporter dengan Tenzing.

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?

Tenzing Norgay : Sangat senang sekali!

Reporter : Apakah Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary? Tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest?

Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia ini.

Reporter : Mengapa Anda lakukan itu?

Tenzing Norgay : Karena itu adalah impian Edmund Hillary, bukan impian saya…..impian saya berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya.
Moral cerita
Dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia kerja, kita secara pribadi terbiasa atau terkondisikan untuk fokus kepada diri kita sendiri, siapa yang mendapat nama, apa yang kita dapatkan, bonus, penghargaan, insentif dan sebagainya. 

Namun pernahkan kita berpikir….untuk bisa membuat orang lain berhasil? Di sekitar kita mungkin saja banyak kondisi seperti seperti Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay.  Pepatah mengatakan, “Bila hendak jadi pahlawan, harus ada yg bertepuk tangan dipinggir jalan”.

Di dunia ini, tidak semua manusia berkeinginan dan memiliki impian seperti Sir Edmund Hillary, menjadi Pahlawan. Ada orang-orang yang berbahagia dengan memberikan pelayanan dan membantu orang lain mencapai impiannya. Mereka akan merasa puas dengan cukup menjadi “orang kedua” sekalipun memiliki peran yang sangat menentukan. 

Sudahkah kita menghargai, menghormati dan mengangkat orang kedua seperti Tenzing Norgay dalam hidup kita?


Sumber:
inspirasijiwa

Segelas susu


Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup darimenjual asongan dari pintu ke pintu,
menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapasen uangnya, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanandari rumah berikutnya.
Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saatseorang wanita muda membuka pintu rumah.
Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya beranimeminta segelas air.
Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anaklelaki tersebut pastilah lapar,
oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudianbertanya,
"berapa saya harus membayar untuk segelas besar susuini ?"
Wanita itu menjawab:
"Kamu tidak perlu membayar apapun".
"Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaranuntuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya danberkata :" Dari dalam hatiku aku berterima kasih padaanda."
Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalamisakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudahtidak sanggup menganganinya.
Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimanaterdapat dokter spesialis yang mampu menanganipenyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukanpemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal siwanita tersebut,
terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokterKelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hallrumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui siwanita itu.
Ia langsung mengenali wanita itu pada sekalipandang.Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskanuntuk melakukan upaya terbaik
untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu,Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasuswanita itu.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnyadiperoleh kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!.
Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untukmengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanyauntuk persetujuan.
Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu padapojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannyake kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, iasangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihantersebut walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.
Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihantersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannyapada pojok atas lembar tagihan tersebut.
Ia membaca tulisan yang berbunyi..
"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.."
tertanda, DR Howard Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa :"Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhiseluruh bumi melalui hati dan tangan manusia"

Jauhi Prasangka Buruk Kepada Allah


Sahabat dunia islam, Perlu untuk kita ketahui bersama bahwa Allah adalah Dzat yang maha sempurna, baik dari Nama, Sifat maupun perbuatan-Nya. Tidak ada satupun aib atau cela yang terdapat pada Allah.
Sebagai bentuk realisasi tauhid, kita dilarang mengingkari nama dan sifat yang telah ditetapkankan oleh Allah Ta’ala. Kita wajib percaya dan menerima sesuatu yang telah ditetapkan Allah kepada para hambaNya.
Segala Sesuatu Diciptakan Dengan Hikmah
Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, semuanya tentu mengandung hikmah yang agung dan tidak dalam rangka kesia-siaan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah (hanya sia-sia saja). Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka…” (Ash-Shood: 27). Termasuk tatkala Allah memberikan manfaat (kebaikan) atau suatu mudhorot (musibah) pada seseorang, tentunya hal ini juga mengandung hikmah yang agung di dalamnya.
Untuk itu kita harus selalu berhusnuzhon (berprasangka baik) terhadap segala sesuatu yang telah Allah tetapkan kepada para hamba-Nya agar kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Rahasia di Balik Musibah
Para pembaca yang budiman, tidaklah Allah menimpakan suatu musibah kepada para hambaNya yang mu’min kecuali untuk tiga hal:
  1. Mengangkat derajat bagi orang yang tertimpa musibah, karena kesabarannya terhadap musibah yang telah Allah tetapkan.
  2. Sebagai cobaan bagi dirinya.
  3. Sebagai pelebur dosa, atas dosanya yang telah lalu.
Su’udzon Itu Tercela
Su’udzon (berprasangka buruk) pada Allah merupakan sifat tercela yang harus dijauhi dari diri setiap orang yang beriman karena hal ini merupakan salah satu dari dosa besar. Sikap seperti ini juga merupakan kebiasaan orang-orang kafir dan munafiq. Mereka berprasangka kepada Allah dengan prasangka yang buruk dan mengharapkan kekalahan dan kehancuran kaum muslimin. Akan tetapi Allah membalik tipu daya mereka serta mengancam mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan akhirat.
Allah berfirman yang artinya, “Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.” (Al-Fath: 6)
Adzab dunia yang akan diterima oleh orang kafir dan munafiq adalah berupa keresahan dan kegelisahan yang melanda hati mereka tatkala melihat keberhasilan kaum muslimin. Adapun adzab akhirat, mereka akan mendapatkan murka Allah serta dijauhkan dari rahmat Allah dan dimasukkan ke dalam neraka jahannam yang merupakan sejelek-jelek tempat kembali.
Berprasangka buruk pada Allah merupakan bentuk cemooh atau ingkar pada takdir Allah, Misalnya dengan mengatakan “Seharusnya kejadiannya begini dan begitu.” Atau ucapan, “Kok rejeki saya akhir-akhir ini seret terus ya? Lagi apes memang…” serta bentuk ucapan-ucapan yang lain. Banyak orang berprasangka buruk pada Allah baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Tidak ada yang dapat menghindar dari prasangka buruk ini kecuali bagi orang-orang yang memahami nama dan sifat Allah. Maka sudah selayaknya bagi orang yang berakal dan mau membenahi diri, hendaklah ia memperhatikan permasalahan ini dan mau bertobat serta memohon ampun terhadap prasangka buruk yang telah ia lakukan.
Jauhi Prasangka Buruk Kepada Allah
Sikap berburuk sangka merupakan sikap orang-orang jahiliyah, yang merupakan bentuk kekufuran yang dapat menghilangkan atau mengurangi tauhid seseorang. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: ‘Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah.’ Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: ‘Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.’ Katakanlah: ‘Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.’ Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (Ali-Imran: 154)
Iman dan tauhid seorang hamba tidak akan sempurna sehingga ia membenarkan semua yang dikabarkan oleh Allah, baik berupa nama dan sifat-sifat-Nya, kesempurnaan-Nya serta meyakini dan membenarkan janji-Nya bahwa Dia akan menolong agama ini
Untuk itu sekali lagi marilah kita instropeksi diri, apakah kita termasuk orang yang seperti ini (orang gemar berprasangka buruk pada Allah) sehingga kita dijauhkan dari surga Allah yang kekal? Kita berdo’a kepada Allah agar menjauhkan kita semua dari berprasangka buruk kepadaNya. WAllahu a’lam.(8/4)
Diambil dari muslim.or.id